Aku bertemu dengan sosok yang kesepian
Sosok yang aku kenal sejak aku masih duduk di bangku SMP
Tetapi saat itu kami tidak pernah saling menyapa
Semenjak aku SMA
Tepatnya saat aku duduk di kelas 11 adalah awal perkenalanku dengannya
Aku menganggap sosok ini adalah orang yang aneh, yang menyebalkan karna tidak ada hentinya untuk terus bercanda dengan teman sebangkunya
Dan kebetulan dia duduk persis di belakangku
Waktu demi waktu aku lewati di kelas itu
Dan pandanganku terhadapnya perlahan mulai berubah
Dia anak yang lucu, yang bisa membuat orang-orang di sekitarnya tertawa, yang selalu membuat kami – cewek-cewek (terutama di barisan kami) jengkel karna sifatnya yang iseng
Dia yang saat itu memiliki perasaan yang sangat mendalam terhadap salah satu anak perempuan yang pernah sekelas dengannya saat dia duduk di kelas 10
Dia yang saat itu menahan sakit karna terus-terusan di acuhkan dengan anak perempuan itu
Dia pula yang semangat sekali mencari “pengisi hati yang kosong”
Ada beberapa anak perempuan yang menjadi targetnya saat itu
Bahkan dia kembali mengulang kisah “cinlok” nya di kelas kami
Dan aku..
Aku adalah salah satu targetnya
Dia terus berusaha mencari tahu, mendekatiku dan juga anak perempuan yang lain sebagai penghibur saat dirinya merasa “KESEPIAN”
Dan lagi-lagi aku..
Aku orang yang tertarik dengannya di saat anak perempuan lainnya menghindarinya
Awalnya..
Aku hanya menganggapnya teman biasa
Teman yang aneh
Teman yang selalu menungguku untuk online
Yang bilang hanya ingin online kalau ada aku
Aku pun masih menganggapnya teman biasa saat itu
Karna posisiku yang sedang dekat juga dengan orang lain
Dan aku pun tahu kalau dia menyimpan perasaan dengan orang lain—masih dengan teman sekelasnya itu
Lambat laun kami pun semakin akrab
Dan “Teater” yang membuat kami lebih dekat
Mulanya percakapan di antara kami hanya seputar Teater
Tetapi lama kelamaan percakapan kami mulai berkembang
Berkembang untuk lebih mengenal satu sama lain
Dan tepat Senin, 13 Oktober 2008 (20.48 WIB)
Kami memutuskan untuk “pacaran”
Walaupun sebelumnya dia pun sempat ragu karna keyakinan kami yang berbeda tetapi akhirnya dia pun memutuskan untuk memilihku untuk menjadi pacarnya
Awal hubungan kami semuanya berjalan amat sangat indah
Karna berdekatan pula dengan hari ulang tahunku
1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, ........... dan sampai pada 26 bulan
Aku tidak menyangka dan ku rasa dia pun berpendapat hal yang sama
Banyak hal yang sudah kami alami selama 26 bulan tersebut
Tawa, tangis, suka, duka, kecewa, semuanya kami alami
Dengan hubungan yang putus-nyambung-putus-nyambung-putus
Dia orang pertama yang bisa membuatku merasa lengkap
Lengkap dalam artian tidak hanya kebahagiaan yang aku dapat, tetapi juga kepedihan dari perasaanku yang terus semakin dalam terhadapnya
Dia mengenalkan aku dengan ketulusan, pengorbanan, dan kesetiaan
Aku belajar banyak hal dari hubunganku yang jauh dari kata sempurna ini
Dan saat ini ...
Di saat hubungan kami yang berakhir entah untuk kesekian kalinya
Di saat “perang dingin” yang terjadi di antara aku dengannya
Di saat hubungan kami jauh dari kata damai
Entah apa salahku yang sampai membuatnya marah, bahkan mungkin membenciku
Aku tidak mengerti..
Dan aku pun tidak ingin lagi berpikiran negatif terhadapnya
Saat ini..
Sosok kesepian ini kembali bertemu dengan kesepiannya lagi
Sebegitu kesepiannya kah dia sampai harus mencari perhatian dari orang lain dengan cara yang menurutku norak
Yang dulu pun dia sering mengejeknya
Dan sekarang dia menjalaninya
Entah apa yang ada di dalam benaknya saat ini
Jauh di lubuk hatiku aku merasa kasian terhadapnya
Ingin sekali aku menghiburnya
Tetapi lagi-lagi aku tidak bisa berbuat apa-apa
Aku hanya bisa mengawasinya dari jauh
Sambil menitipkan doa agar dia selalu bahagia
Ya aku masih terus mendoakannya sekalipun dia menyakitiku lebih dari apa yang aku bayangkan
Hanya itu yang bisa aku lakukan saat ini
Dan entah sampai kapan juga hubungan seperti ini terjadi di antara aku dengan dia
Di lubuk hatiku yang terdalam
Aku masih berharap untuk dapat berdamai dengannya
Dan untuk mendapatkannya maka aku terlebih dulu berdamai dengan keadaan...
2 komentar:
Well, kita tinggal belajar menganalisis dan mengoreksi diri aja dari pengalaman :))
Sekarang, hidupnya hidupnya, hidupmu ya hidupmu :)
yayaya aku belajar untuk itu kok..
toh sekarang dia juga udah dapet karmanya kan walaupun ga jauh lebih parah dari yang aku alamin :D
so, suatu hubungan yang dari awalnya emang cuma buat main-main pada akhirnya akan main-main juga sama perasaan orang itu sendiri, rite? :D
Posting Komentar