Selasa, 15 Februari 2011

16 Februari 2010 1:27 am

Pratomo Dwi Indrajati December 15, 2009 at 1:01pm Report

g da mksd apapa cma mw ksi tw ja. . . u tetep ada d hti w. . . tp u jg tw halangan na bwt blikan gy. . .

Sent via Facebook Mobile

Pratomo Dwi Indrajati December 15, 2009 at 1:09pm Report

cma krna agama. . . kalo kta sama. . . w jg mw slma na. . trus sma u. . . tp ap blh buat. . .

Sent via Facebook Mobile


Hal ini juga yang dibahas saat ini..

Ini adalah percakapan  setahun yang lalu sebelum akhirnya kita memutuskan untuk kembali setelah 4 bulan bertengkar hebat

Malam ini karena sebuah film yang tidak sengaja tayang di stasiun tv swasta

Percakapan tentang hal ini pun kembali di bahas

Dan yang lagi-lagi berhasil membuatku meneteskan air mata

Sampai saat ini dia masih mempunyai pikiran seperti itu

“seandainya kita sama, aku mau sama kamu selamanya”

Entah kenapa aku lega membacanya

Walaupun pada kenyataannya hal ini mustahil

Sering terlintas di pikiranku untuk ikut dengannya

Saking aku merasa sangat putus asa

Karena aku belum rela harus berpisah dengannya

Dan baru malam ini aku berani mengungkapkannya

Hal ini pula yang menjadi ketakutan ibuku

Beliau seperti teringat kembali akan masa lalunya yang harus pindah untuk ikut dengan ayahku

Aku bukanlah tipe orang yang mudah untuk mencintai seseorang

Tidak pernah terlintas di pikiranku untuk menggantikan posisinya di hatiku dengan orang lain

Mungkin karna masalah ini pula lah dia menjadi gampang untuk mencari penggantiku

1 hal yang tidak bisa kita sepelekan

Kadang aku berpikir..

“Tuhan memang satu, tapi bagaimana kita beribadah dan keyakinan tiap manusia yang berbeda”

Salahkah bila nantinya aku harus mengikuti jejak ibuku untuk dapat bersatu dengannya?

Semuanya terlalu cepat bila aku memutuskannya sekarang

Kalau memang Tuhan mengijinkan pasti Dia punya cara untuk dapat menyatukan kami...

 

 

 

 

Jumat, 11 Februari 2011

the part of sadness

Harusnya ku tak pernah mencintaimu

Walaupun semuanya indah

Kau yang tak mungkin ku miliki

Seperti pelangiku hanya bisa menatapmu

 

 

Haruskah aku menyesali apa yang saat ini terjadi?

Haruskah aku terus meratapi kesedihanku saat ini?

Haruskah aku menunggunya kembali?

Masih pantaskah dia untuk aku tunggu?

Kenapa harus dia lagi yang pergi?

Kenapa aku tidak bisa meninggalkannya seperti dia meninggalkanku?

Banyak pertanyaan yang terlintas di pikiran ku saat ini

Semua pertanyaan ini terus memenuhi isi kepalaku

Semuanya membuat aku bersedih

Aku kecewa untuk kesekian kalinya

Aku diam..

Lagi-lagi hanya diam yang bisa aku lakukan

Aku berusaha untuk tidak menangis

Tapi aku gagal!

Tatapan matanya terus menatapku sambil bertanya “ada apa denganku?”

Aku hanya diam dan memberikan senyuman yang bisa aku lakukan

Tetapi semuanya terlihat terlalu dipaksakan

Sampai-sampai dirinya mengetahui bahwa aku sedang memakai topeng

“kamu ga ada bakat untuk bohong”

Itu kata-kata yang dia ucapkan saat aku berusaha untuk menjadi seorang yang kuat

Aku ingin menunjukan kepadanya bahwa aku tegar

Aku mengakui diriku yang rapuh

Aku masih sangat menyayanginya

Sekalipun aku berusaha untuk mengikhlaskannya saat dia mencintai orang lain

 

 

Sabtu, 05 Februari 2011

what should i choose?

Seseorang berkata kepadaku mengenai  “pengecut"

Dan mungkin saat ini aku sedang menjadi seorang pengecut tersebut

Pengecut di sini adalah dalam artian bahwa aku tidak berani untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan saat ini kepadanya

Aku terlalu pengecut untuk mengakui bahwa pikirannya adalah benar

Aku terlalu takut untuk kehilanganmu kembali

Aku takut kalau kita akan semakin jauh nantinya

Aku takut ...

Terkadang aku merasa bodoh

Karena aku masih tetap berusaha untuk “stay” di saat aku memiliki 1000 alasan untuk meninggalkanmu

Aku tidak mengerti mengapa aku bisa bertindak sebodoh ini

Aku sadar akan tindakanku yang bodoh

Tapi..

Aku seperti terperangkap di dalam sebuah lubang yang amat sangat dalam dan aku tidak bisa keluar dari lubang tersebut

Betapa kasihannya aku..ya kan?

Aku masih di sini untuk peduli kepadanya

Masih ingin menghiburnya disaat-saat dia bersedih

Aku masih ingin menemaninya disaat dia merasakan kesepian

Aku masih ingin terus bersamanya sekalipun dengan keadaan dan “status” yang berbeda

Tapi terkadang aku juga merasa bosan..

Aku capek..

Dan aku jenuh..

Aku juga sama sepertinya

Yang ingin di hibur saat suasana hatiku sedang sedih

Yang ingin di temani saat aku merasakan kesepian

Tapi apakah dia akan bertindak demikian?

Aku ragu..

Apakah mungkin dia juga merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan?

Kedekatan ku dengannya membuat ku merasa serba salah

Di satu sisi ini adalah keinginan ku

Aku ingin dia terus ada, berdamai dengannya, dan tidak ada lagi “perang dingin”

Tapi di sisi lain..

Aku tidak munafik hal ini justru membuatku terkadang untuk berharap lebih dan lebih

Aku masih belum bisa mengontrol diriku

Aku masih harus banyak belajar untuk menerima kenyataan yang ada

Aku masih terus meraba-raba bagaimana caranya menjadi Teman Baik untuknya

Ya aku masih terus  belajar untuk melakukan itu semua

Betapa sulitnya hal ini untuk dilakukan

Sangat sulit mungkin lebih tepatnya..

1 harapku saat ini

Aku bisa memilih apa yang harus aku lakukan

“STAY” or “LEAVE”