Senin, 24 Januari 2011

my loneliness man, um no no no BOY!

Aku bertemu dengan sosok yang kesepian

Sosok yang aku kenal sejak aku masih duduk di bangku SMP

Tetapi saat itu kami tidak pernah saling menyapa

Semenjak aku SMA

Tepatnya saat aku duduk di kelas 11 adalah awal perkenalanku dengannya

Aku menganggap sosok ini adalah orang yang aneh, yang menyebalkan karna tidak ada hentinya untuk terus bercanda dengan teman sebangkunya

Dan kebetulan dia duduk persis di belakangku

Waktu demi waktu aku lewati di kelas itu

Dan pandanganku terhadapnya perlahan mulai berubah

Dia anak yang lucu, yang bisa membuat orang-orang di sekitarnya tertawa, yang selalu membuat kami – cewek-cewek (terutama di barisan kami) jengkel karna sifatnya yang iseng

Dia yang saat itu memiliki perasaan yang sangat mendalam terhadap salah satu anak perempuan yang pernah sekelas dengannya saat dia duduk di kelas 10

Dia yang saat itu menahan sakit karna terus-terusan di acuhkan dengan anak perempuan itu

Dia pula yang semangat sekali mencari “pengisi hati yang kosong”

Ada beberapa anak perempuan yang menjadi targetnya saat itu

Bahkan dia kembali mengulang kisah “cinlok” nya di kelas kami

Dan aku..

Aku adalah salah satu targetnya

Dia terus berusaha mencari tahu, mendekatiku dan juga anak perempuan yang lain sebagai penghibur saat dirinya merasa “KESEPIAN”

Dan lagi-lagi aku..

Aku orang yang tertarik dengannya di saat anak perempuan lainnya menghindarinya

Awalnya..

Aku hanya menganggapnya teman biasa

Teman yang aneh

Teman yang selalu menungguku untuk online

Yang bilang hanya ingin online kalau ada aku

Aku pun masih menganggapnya teman biasa saat itu

Karna posisiku yang sedang dekat juga dengan orang lain

Dan aku pun tahu kalau dia menyimpan perasaan dengan orang lain—masih dengan teman sekelasnya itu

Lambat laun kami pun semakin akrab

Dan “Teater” yang membuat kami lebih dekat

Mulanya percakapan di antara kami hanya seputar Teater

Tetapi lama kelamaan percakapan kami mulai berkembang

Berkembang untuk lebih mengenal satu sama lain

Dan tepat Senin, 13 Oktober 2008 (20.48 WIB)

Kami memutuskan untuk “pacaran”

Walaupun sebelumnya dia pun sempat ragu karna keyakinan kami yang berbeda tetapi akhirnya dia pun memutuskan untuk memilihku untuk menjadi pacarnya

Awal hubungan kami semuanya berjalan amat sangat indah

Karna berdekatan pula dengan hari ulang tahunku

1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, ........... dan sampai pada 26 bulan

Aku tidak menyangka dan ku rasa dia pun berpendapat hal yang sama

Banyak hal yang sudah kami alami selama 26 bulan tersebut

Tawa, tangis, suka, duka, kecewa, semuanya kami alami

Dengan hubungan yang putus-nyambung-putus-nyambung-putus

Dia orang pertama yang bisa membuatku merasa lengkap

Lengkap dalam artian tidak hanya kebahagiaan yang aku dapat, tetapi juga kepedihan dari perasaanku yang terus semakin dalam terhadapnya

Dia mengenalkan aku dengan ketulusan, pengorbanan, dan kesetiaan

Aku belajar banyak hal dari hubunganku yang jauh dari kata sempurna ini

Dan saat ini ...

Di saat hubungan kami yang berakhir entah untuk kesekian kalinya

Di saat “perang dingin” yang terjadi di antara aku dengannya

Di saat hubungan kami jauh dari kata damai

Entah apa salahku yang sampai membuatnya marah, bahkan mungkin membenciku

Aku tidak mengerti..

Dan aku pun tidak ingin lagi berpikiran negatif terhadapnya

Saat ini..

Sosok kesepian ini kembali bertemu dengan kesepiannya lagi

Sebegitu kesepiannya kah dia sampai harus mencari perhatian dari orang lain dengan cara yang menurutku norak

Yang dulu pun dia sering mengejeknya

Dan sekarang dia menjalaninya

Entah apa yang ada di dalam benaknya saat ini

Jauh di lubuk hatiku aku merasa kasian terhadapnya

Ingin sekali aku menghiburnya

Tetapi lagi-lagi aku tidak bisa berbuat apa-apa

Aku hanya bisa mengawasinya dari jauh

Sambil menitipkan doa agar dia selalu bahagia

Ya aku masih terus mendoakannya sekalipun dia menyakitiku lebih dari apa yang aku bayangkan

Hanya itu yang bisa aku lakukan saat ini

Dan entah sampai kapan juga hubungan seperti ini terjadi di antara aku dengan dia

Di lubuk hatiku yang terdalam

Aku masih berharap untuk dapat berdamai dengannya

Dan untuk mendapatkannya maka aku terlebih dulu berdamai dengan keadaan...

 

2 komentar:

W2 mengatakan...

Well, kita tinggal belajar menganalisis dan mengoreksi diri aja dari pengalaman :))

Sekarang, hidupnya hidupnya, hidupmu ya hidupmu :)

Rahmawati Oktavia mengatakan...

yayaya aku belajar untuk itu kok..
toh sekarang dia juga udah dapet karmanya kan walaupun ga jauh lebih parah dari yang aku alamin :D

so, suatu hubungan yang dari awalnya emang cuma buat main-main pada akhirnya akan main-main juga sama perasaan orang itu sendiri, rite? :D

Posting Komentar